DASAR-DASAR
ILMU TANAH
PENETAPAN PH
TANAH
OLEH :
SEPRIADI BERUTU
NIM. 1206113884
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2013
Penetapan pH
Tanah
Reaksi tanah adalah salah satu sifat
kimia dari tanah yang mencakup berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia
yang lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah
dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses
biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim berarti
menunjukkan keadaan kimia tanah yang dapat disebutkan proses biologis terganggu
(Pairunan,dkk, 1985).
Larutan dalam tanah merupakan air tanah
yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan bahan hara bagi tanaman.
Konsentrasi ion-ion yang terlalu beragam dan tergantung pada jumlah ion yang
terlarut dan jumlah bahan pelarut. Pada musim kemarau atau kering dimana
air banyak yang menguap, maka konsentrasi garam akan berubah drastis yang akan
mempengaruhi pertumbuhan dari suatu tanaman.
Nilai pH suatu tanah akan dipengaruhi
oleh sifat misel dan macam katron yang komplit antara lain kejenuhan basa,
sifat misel dan macam kation yang terserap. Semakin kecil kejenuhan basa,
maka semakin masam tanah tersebut dan pH nya semakin rendah. Sifat misel
yang berbeda dalam mendisosiasikan ion H beda walau kejenuhan basanya sama
dengan koloid yang mengandung Na lebih tinggi mempunyai pH yang lebih tinggi
pula pada kejenuhan basa yang sama.
Reaksi tanah pada
umumnya dinyatakan dengan pH tanah. Kemasaman suatu tanah berasal dari asam
organik dan anorganik serta H+ dan Al3+ dapat ditukar
pada misel tanah. Sedangkan tanah alkalis dapat berasal dari hasil hidroksil
dari ion dapat tukar atau garam-garam alkalis seperti : Belerang dan
sebagainya.
pH tanah adalah
logaritma dari konsentrasi ion H+ di dalam tanah, hal ini dapat
dilihat pada persamaan berikut: pH = - log (H+). Dilihat dari pHnya
lebih besar dari tanah mempunyai tiga sifat yaitu bersifat basa jika pHnya
lebih besar dari 7 dan bersifat netral apabila pHnya antara 6-7 serta jika
tanah memiliki pH di bawah 7 maka tanah akan dikatakan bersifat asam (Pairunan,
dkk, 1997).
pH tanah sangat berpengaruh
terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pengaruh langsung berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak
langsung yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya unsur beracun.
Kisaran pH tanah mineral biasanya antara 3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk
tanah gembur, pH tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan pH
lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada yang ekstrim rendah atau
tinggi, asalkan tanah mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan
suatu tanaman (Sarwono, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH
tanah adalah unsur-unsur yang terkandung dalam tanah, konsentrasi ion H+
dan ion OH-, mineral tanah, air hujan dan bahan induk, bahwa
bahan induk tanah mempunyai pH yang bervariasi sesuai dengan mineral
penyusunnya dan asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air
hujan juga merupakan faktor yang mempengaruhi pH tanah (Kemas, 2005), selain
itu bahan organik dan tekstur. Bahan organik mempengaruhi besar kecilnya daya
serap tanah akan air. Semakin banyak air dalam tanah maka semakin banyak reaksi
pelepasan ion H+ sehingga tanah menjadi masam. Tekstur tanah liat
mempunyai koloid tanah yang dapat yang dapat melakukan kapasitas tukar kation
yang tinggi. tanah yang banyak mengandung kation dapat berdisiosiasi
menimbulkan reaksi masam.
Sistem
tanah yang dirajai oleh ion-ion H+ akan bersuasana asam. Penyebab
keasaman tanah adalah ion H+ dan Al3+ yang berada dalam
larutan tanah dan komplek jerapan. Bila
pH sama dengan 7 menunjukkan keadaan netral, pH kurang dari 7 itu menunjukkan
keadaan asam, dan pH lebih dari 7 menunjukkan keadaan alkalis. (Ganesa Tanah, oleh
Poerwowidodo,
Institut Pertanian Bogor).
Kemasan tanah ada dua macam, yaitu:
1. Kemasaman
aktif: Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh adanya ion H+ yang
ada
pada koloid tanah.
2. Kemasaman
pasif: Yaitu kemasaman yang disebabkan oleh ion H+ dan Al3+
yang ada pada kompleks jerapan tanah.
Pentingnya pH tanah adalah
menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman, menunjukkan
kemungkinan adanya unsur-unsur beracun, dan mempengaruhi perkembangan mikro
organisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH-nya dengan menambahkan kapur
ke dalam tanah, sedang tanah yang terlalu alkalis dapat diturunkan pH-nya
dengan penambahan belerang (Hardjowigeno, 2003).
No comments:
Post a Comment