Salam Njuah-njuah...

NJUAH - NJUAH

Monday, 30 September 2013

ILUSTRASI



Ayam Tetap Bertelur Hari Minggu

Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
Jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
2 Kor. 9:7

            Ada seorang janda tua, ia seorang petani. Dari usia dan pekerjaanya dapat ditebak bahwa ia miskin. Yang menggugah hati adalah keseriusannya beribadah serta kerajinannya memberikan ucapan syukur untuk pembangunan gereja di desanya. Ia mempunyai cara khusus dalam hal yang terakhir ini.
            Suatu pagi ia menghadap pastor dan dan menyerahkan uang lima ribu rupiah untuk pembangunan gedung paroki. Dan itu dilakukan setiap minggunya. Pastor tampak kagum dengan iman perempuan itu, sebab ia mengenal bahwa janda itu begitu miskin.
            Janda itu berkata, “Uang itu sebenarnya berasal dari telur-telur ayamku”. “Saya sendiri tidak mau bekerja dan menghasilkan uang pada hari minggu, tapi ayamku, mereka terus bertelur juga pada hari yang kudus itu”. Maka saya memisahkan telur-telur yang dihasilkan hari minggu dan menjualnya terpisah, lalu uangnya saya persembahkan rutin ke gereja”.
            Saudara-saudara, kita kagum dengan janji iman, kepolosan dan ketulusan memberi seperti Ibu tua ini. Ia memberi bukan dari kekayaannya tapi dari kemiskinannya. Rasul Paulus pernah menulis dalam 2 Korintus 8 : 2, demikian : “Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam kemurahan”.
            Roh kemurahan telah mendorong si miskin memberi dengan rela. Spirit mulia seperti itu lahir dari pengalaman iman setiap harinya. Semangat terpuji seperti itu akan mencari cara sendiri bagaimana memberi dengan syukur untuk menopang pekerjaan dan program di Gereja-Nya. Setiap orang yang mengalami kepenuhan itu akan tahu bagaimana membagi hartanya; yang mana untuk Tuhan dan untuk dirinya sendiri.
            Kepekaan orang sederhana seperti itu sangat tinggi dalam perkara memberi. Ia tidak menghitung-hitung juga tidak menahan-nahan melainkan ikhlas memberi semampunya untuk gereja Tuhan. Ia tidak pernah berdalih atau menyusun alasan untuk tidak memberi. Ia tidak kikir. Dan satu hal, Tuhan mengasihi orang yang memberi dengan sukacita seperti itu. Tuhan memberkati persembahan tulus dari anak-anaknya entah dari kekayaan maupun kemiskinannya, entah dari kekurangan ataupun kelimpahannya.
            Sudah tentu, masing-masing kita mendapat curahan berkat hari lepas hari. Kesehatan, kedamaian, pekerjaan, keluarga juga harta benda, selalu di kirimkan Bapa Sorgawi bagi kita anak-anak-Nya.
            Seperti orang miskin itu, sepatutnya kita terdorong melakukan hal yang sama dan terpuji memberi bagi perkembangan dan pertumbuhan gereja Tuhan di bumi ini sesuai berkat yang kita telah terima itu. Mari...

                                                                        By : Pdt. Mangara Sinamo. Sth

No comments:

Post a Comment